26 August 2009

Merantau Bisa Dijadikan Contoh

Wew, post kedua gw dalam waktu yg sangat berdekatan. Ini pertama kalinya terjadi loh! And I don't give a d**n.

So, hari ini gw n beberapa BNECers pergi ke CL buat nonton film Merantau. Actually I'm not quite into Indonesian movie. Tapi karna ad yg recommend nih film, gw jadi penasaran. Gw nonton dan gw sadar. Indonesia masih punya banyak potensial dalam bidang sinematografi. I've fed up with those so-called horror (w/ sexual content) or romantic comedy (again w/ sexual content) in Indonesia. I mean, let's see the fact. Gak cuma sex yg bisa dijual oleh film (pardon for the word), dan itu yg ditunjukin sama film "MERANTAU"

Image Hosted by ImageShack.us
By mr_benz

Yuda (Iko Uwais) adalah seorang keturunan Minangkabau. Menurut tradisi, seorang pria harus pergi untuk merantau agar bisa menjadi pria sejati. Berbekal kemampuan silatnya, Yuda pergi ke Jakarta meninggalkan Ibunya (Christine Hakim) dan kakaknya, Yayan (Donny Alamsyah) dan berencana untuk mengajar silat. Sayang, ketika tiba di Jakarta, rumah yg seharusnya dia tempati sudah digusur dan pemiliknya tidak dapat dihubungi. Di tengah kebingungannya, dompetnya dicopet oleh Adit. Yuda terpaksa mengejarnya. Setelah Adit tertangkap, Yuda melihat Astri, kakak Adit, sedang disiksa oleh Jhoni, bos Astri. Yuda dengan mudah menyingkirkan Jhoni, namun hal itu membuat Astri kehilangan pekerjaan dan marah kepada Yuda lalu pergi dengan Adit. Yuda pun berkeliling mencari kerja, dan sempat dibantu Eric. Namun, berbagai hambatan yang menyangkut Astri selalu hadir di hadapan Yuda. Sekarang, tugas Yuda adalah menyelamatkan Astri dari bahaya.

Itu adalah sedikit sinopsis dari "MERANTAU". Mungkin di awal2 kita akan sedikit bosan dengan sisi drama film ini. Namun, setelah melalui kira2 setengah film, kita akan disuguhkan adegan2 action yg memukau (untuk ukuran film Indonesia, bahkan Asia Tenggara) yg menggunakan Silat Harimau. Adegan Action film ini cukup baik, dengan koreografi yg baik serta sinematografi yg menawan membuat adegan demi adegan tidak dapat kita lewatkan.

Tadi saya menyinggung soal sinematografi. Sinematografi adalah hal yg menurut saya salah satu dari aspek utama keberhasilan film ini. Dengan Gareth Evans (sepertinya WNA) di bangku sutradara, film ini memiliki penggunaan kamera yg luar biasa dibandingkan dengan film Indonesia lainnya. Kemampuan Evans memilih sudut serta cara pengambilan gambar yg cocok untuk setiap adegan menghasilkan scene2 yg membuat kita tetap duduk dan tidak ingin berkedip.

Film ini juga didukung oleh 2 orang asing lainnya, Mads Koudal dan Laurent Buson yg menjadi main antagonist film ini. Meskipun (kalau tidak salah) "Paku Kuntilanak" juga menggunakan WNA, namun "MERANTAU" memanfaatkannya dengan lebih baik. Koudal dan Buson memainkan peran mereka dengan cukup baik dan memamerkan kemampuan bela diri mereka. Salah satu dari mereka menggunakan Thai Boxing. Melihat Thai Boxing diadu dengan Silat merupakan suatu pengalaman tersendiri.

Musik yang disuguhkan juga pantas diacungi jempol. Slow untuk adegan drama dan Fast paced untuk Action Sequence. "MERANTAU" memberikan musik untuk Action Sequence yg somewhat feels like Indonesia banget. Musiknya benar2 memberi nuansa Silat yg mendebarkan. Untuk urusan Sound effect, terasa sedikit berlebihan. Setiap beberapa pukulan ke seseorang, terdengar suara patah. Apa semudah itu mematahkan tulang seseorang??

Beberapa kejanggalan pun tak luput dari film ini. Seperti tidak adanya orang lain di jembatan penyebrangan saat pertarungan, baju yg sama dipakai berhari2 tanpa terlihat kotor, container yg dikunci dapat dibuka hanya dengan ditarik, setelah Yuda kalah koq bisa jadi menang lawan musuh yg sama tidak lama kemudian. Yah, meskipun memiliki banyak kejanggalan seperti itu, tidak ada yang sempurna. Namun, bagi saya semua itu tertutupi oleh action sequence yg menawan dan dilengkapi dengan koreografi, stunt, special efek, dan permainan kamera yang memukau.

Overall, "MERANTAU" merupakan film yang sudah banyak jenisnya di dunia perfilman. Namun, untuk perfilman Indonesia, "MERANTAU" merupakan sebuah gebrakan. Film Action di Indonesia sangatlah jarang dewasa ini. "MERANTAU" menyuguhkan aksi dan ketegangan yg jarang dirasakan dari sebuah film Indonesia. Film ini layak dijadikan contoh dan panutan untuk membangkitkan genre film action di Tanah Air. Semoga film ini bisa menjadi pioneer film action Indonesia seperti "Ada Apa Dengan Cinta" dulu.

No comments:

Post a Comment